seorang pendosa yang hidup di abad baru
seorang pendosa yang hidup di abad baru
karya : jiki ramdani
3 mei 2010
jauh diujung harapanku, aku berlari mencari asa
pahit manisnya kehidupan tak membuatku menyesal dalam menjalani hidup ini
ini duniaku, dunia yang penuh kebingungan dan kehampaan
berharap engkau menjadi bintang, bintang dalam mengejar asa ku yang semakin redup
engkau kujadikan dewa dalam mitologi harian hidupku
engkau juga kujadikan peri dalam lembaran senyum mimpiku yang muram
tapi semuanya sia-sia belaka dalam nafsu duniawi yang semakin membesar
rapuhnya iman, goyah nya hati dan menciutnya semangat
bukan alasan untuk menyalahkan ceritera yang ku tulis ini
senyum ku pahit sedikit kecut
tatapan mataku datar, sedatar tanah yang datar
ah...aku mendesah kebingungan disertai amukan bathin yang meronta-ronta
aku lelah karena selalu dikecewakan oleh harapan, impian, angan-angan dan mimpi yang ku buat sendiri
aku sendiri memaku harapan dalam kebimbangan yang muram
sedu sedan harapanku menyusut
menjadi kebingungan
entah apakah aku ini seorang pendosa yang hidup di abad baru
seorang pendosa yang hidup di abad baru
karya : jiki ramdani
3 mei 2010
jauh diujung harapanku, aku berlari mencari asa
pahit manisnya kehidupan tak membuatku menyesal dalam menjalani hidup ini
ini duniaku, dunia yang penuh kebingungan dan kehampaan
berharap engkau menjadi bintang, bintang dalam mengejar asa ku yang semakin redup
engkau kujadikan dewa dalam mitologi harian hidupku
engkau juga kujadikan peri dalam lembaran senyum mimpiku yang muram
tapi semuanya sia-sia belaka dalam nafsu duniawi yang semakin membesar
rapuhnya iman, goyah nya hati dan menciutnya semangat
bukan alasan untuk menyalahkan ceritera yang ku tulis ini
senyum ku pahit sedikit kecut
tatapan mataku datar, sedatar tanah yang datar
ah...aku mendesah kebingungan disertai amukan bathin yang meronta-ronta
aku lelah karena selalu dikecewakan oleh harapan, impian, angan-angan dan mimpi yang ku buat sendiri
aku sendiri memaku harapan dalam kebimbangan yang muram
sedu sedan harapanku menyusut
menjadi kebingungan
entah apakah aku ini seorang pendosa yang hidup di abad baru