By: Jiki Ramdani
Bogor 6 mei 1992,
Aku baru saja bangun dari tidurku, semalam aku tidur pulas sekali, aku bangun dan langsung pergi kekamar mandi setelah itu aku keluar kamar. Tidak seperti biasanya, aku melihat seluruh ruangan tampak begitu sepi, biasanya ada ibu yang sibuk memasak, ayah yang yang duduk sambil membaca koran dan kakak yang sibuk bermain kapal-kapalan. Kenapa semua tampak begitu sepi kata aku dalam hati. Aku mulai pergi kedapur , kekamar ibu dan kakak, tak juga aku temukan mereka. Aku melihat jam dinding, arah jarum jamnya menunjukan pukul enam lewat lima menit pagi.
Begitu aku masuk keruang tamu tiba-tiba ayah, ibu dan kakak muncul dari balik tembok sambil mengatakanhappy birthday zakky, aku terkejut karna terharu. Mereka tak lupa hari ulang tahun aku.
Ayah menghampiri aku sambil membawa kue tart rasa coklat, diatasnya ada enam batang lilin berwrana merah yang menyala-nyala. Kelihatannya kue itu enak sekali. Aku sudah tidak sabar ingin memotongnya.
Ibu langsung memeluk aku dari arah belakang
“ anak ibu sudah besar sekarang, sudah berusia enam tahun “ kata ibu lembut.
Kakak aku mulai mencubit kedua pipi aku hingga memerah, sakit sekali tetapi aku tahun itu adalah cibitan kasih sayang dari seorang kakak kepada seorang adiknya meskipun harus aku tahan rasa sakit itu, aku tersenyum bahagia didalam hati.
Ayah meletakan kue itu diatas meja. Kami semua duduk didepan kue itu. Ayah lalu menyuruhku untuk segera meniup lilin itu.
“ zakky ayo cepat tiup lilinya, tetapi sebelum lilin itu ditiup zakky harus berdoa dulu didalam hati”.lalu ayah membimbing aku untuk berdoa. Setelah doa selesai dipanjatkan didalam hati lalu aku meniup ke-enam lilin itu. Ayah, ibu dan kakak bergantian mencium pipi aku. Aku sangat senang sekali. Sungguh sangat senang.
Selesai mencium kening aku, ayah lalu berkata “ zakkymau hadiah apa dari ayah dan ibu.” Aku berfikir-fikir sejenak “ zakky mau ikan warna-warni” jawab aku.
Ayah terkejut keheranan “ loh kenapa zakky mau ikan warna-warni lagi, bukankah baru seminggu yang lalu ayah belikan ikan warna-warna itu, zakky tidak mau hadiah yang lain lagi, misalnya mainan yang terbaru”.
“zakky pengen punya ikan warna-warni yang banyak, ikan zakky kan baru ada 10 ekor” .Ibu menngusap kepala aku, mencium kening aku berkali-kali
“memangnya zakky mau berapa banyak lagi”
Aku membulatkan mataku, mencoba menghitung-hitung dalam hati
“zakky mau punya ikan 1000 ekor, boleh tidak” kata aku polos
Ayah dan ibu tertawa “ memangnya kamar zakky mau dijadikan rumah ikan yah. Kenapa zakky pengen ikan sebanyak itu. Nanti kalo zakky tak sanggup memelihara semua ikan itu nanti ikan itu bisa mati. Ikan juga butuh perhatian dan perawatan. Zakky yakin mau memelihara ikan sebanyak itu” tanya ayah kepada aku. Aku mulai berfikir dalam hati, benar juga yah kalo aku tak sanggup merawat semua ikan itu nanti mereka bisa mati. Aku mulai mengerti apa yang ayah katakan tadi.
“zakky faham, belikan zakky dua ekor ikan warna-warni saja. Nanti juga mereka akan beranak banyak. Betul tidak “ kata aku sambil melompat-lompat.
“lebih baik memelihara sedikit tapi perawatan dan kasih sayang yang diberikan kepada ikan itu mencukupi dari pada memelihara ikan banyak tetapi malah menelantarkan ikan-ikan yang lainnya.” Kata ayah.
Arif kakak aku lalu menyambung perkataan ayah sambil bercanda kearah aku “ zakky itumau jadi ikan makannya dia mau punya banyak ikan. Kalo zakky memelihara terlalu banyak ikan nanti zakky bisa berubah jadi ikan..” arif tertawa terkekeh-kekeh. Aku langsung berkata kepada ayah “ apa benar itu ayah, kalo zakky memelihara banyak ikan nanti zakky bisa berubah menjadi ikan”.
“itu tidak benar, kakak mu itu Cuma bercanda. Manamungkin manusia bisa berubah menjadi ikan hanya karna gara-gara memelihara banyak ikan. Tetapi kalo itu sebuah cerita dongeng yang dibuat oleh kakak mu itu baru bisa. Hahahahahaha” ayah tertawa lepas. Aku pun tertawa tetapi wajah arif malah mengkerut kecewa.
***
Keesokan harinya, setelah ayah pulang dari kantor lalu ayah berlari masuk kedalam kamar aku, ayah mengangkat tinggi-tinggi sebuah bungkusan plastik yang berisi dua ekor ikan warna-warni kearah aku . “ zakky coba lihat ayah pulang bawa apa hayo” tanya ayah. Aku mencoba menebak-nebak lalu aku mulai tersadar. Aku tahu. “ pasti ikan warna-warni kan” aku langsung berlari kearah ayah. Aku tak sabar ingin melihat ikan warna-warni itu. Ayah mengeluarkan dua ekor ikan warna-warni itu kedalam aquarium kecil yang berisi 10 ekor ikan warna-warni. Ikan warna-warni itu sekarang bertambah banyak menjadi 12 ekor. Aku dan ayah tersenyum menatap ikan warna-warni itu berlarian kesana-kemari didalam aquarium kecil itu.
“sekarang ikan warna-warni zakky ada berapa” tanya ayah
“ada 11 ekor” jawab aku ragu.
“masa sih ada 11 ekor. Coba zakky hitung kembali” tanya ayah lagi.
Aku menghitung satu persatu ikan-ikan itu. Aku lalu dengan lantang menjawab pertanyaan ayah tadi dengan benar “ ikan warna-warni zakky semuanya ada 12 ekor” .
Ayah mencium kening danmengusap rambutku dengan lembut “ itu baru benar, jangan lupa ikan warna-warni zakky dirawat yah dengan baik” ujar ayah.
“ kalo ikan-ikan itu sakit bagaimana?, apa kita harus membawanya kedokter ikan? “tanya aku.
Ayah tersenyum lembut “ tidak perlu, cukup diberi makan yang cukup dan airnya diganti saja”.
Setelah ayah keluar dari kamar, arif kakak aku yang sedang berjalan melewati pintu kamar lalu menolehkan kepalanya kedalam kamar , tiba tiba dia bersuara “ wah zakky punya ikan baru yah”. Arif berjalan menghampiri aquarium itu. Arif pun kelihatannya tampak senang melihat ikan warna-warni itu. “ ayah membeli dua ekor ikan warna-warni buat aku, jadi semuanya ada 12 ekor ikan warna-warni” kata aku.
Raut wajah arif berubah, ditatapnya aku sambil berkata “ ikan warna-warni zakky jelek” kata arif sambil memainkan mulutnya.
Aku lalu membalas perkataan arif “ biarin jelek daripada kakak tdiak punya ikan warna-warni samasekali” aku pun membalas kembali sambil memainkan mulut aku kearah arif.
Merasa dilecehkan oleh anak kecil seperti aku, arif mencubit tangan aku sambil berkata dengan nada marah “ ikan warna-warni punya zakky jelek.jelek.jelek.” setelah berkata seperti itu, arif langsung berlari keluar sambil memainkan mulutnya.
Aku lalu menangis dengan kencangnya.uwaaaaa uwaaaa uwaaaaaaaaa uwaaaa. tangisan aku itu membuat gempar seluruh orang yang ada dirumah itu. Ibu yanng sedang memasak didapur terkejut kaget mendengar aku menangis seperti itu. Dan juga ayah pun sama terkejutnya. Mereka lalu mencari tahu mengapa aku menangis. Ayah dan ibu masuk kedalam kamar aku, wajah mereka penuh dengan keheranan , ibu menghampiri aku sambil bertanya. “ kenapa zakky menangis? Tanya ibu, kedua tanngannya memeluk aku dengan erat.
Ayah bertanya juga” bukankah tadi ayah baru membelikan kamu ikan warna-warni, seharusnya sekarang zakky happy kan, kenapa menangis anak manis “. Ayah membalikan wajahnya kearah ikan warna-warni, “lihat ikan warnia-warni mu pada menertawakan mu , malu dong menangis didepan ikan warna-warni”.
aku memeluk ayah “ tadi arifmencubit aku, katanya ikan warna-warni aku jelek-jelek, aku tidak terima, karna menurut aku semua ikan warna-warni itu cantik-cantik.” Kata aku sambil melanjutkan kembali tangisan aku yang sempat tertunda.
“ kenapa zakky menangis seperti itu sih, zakky kan sudah besar, masa harus menangis lagi malu dong sama kawan-kawan mu, kakak mencubit kamu itu pasti dia tidak tahan melihat kamu yang begitu lucu seperti boneka, begitu menggemaskan, ayah pun ingin mencubit kamu dengan ciuman” kata ayah, aku lalu menangis lagi.
“ zakky zakky kamu ini, ibu kira ada apa, sudah…sudah ..sudah jangan menangis lagi yah. .ayah mu itu benar..kakakmu tidak bermaksud menyakitimu…jangan dengarkan dia..kakak mu berkata seperti itu karna dia cemburu sama kamu…sudah..sudah “ .ibu mengusap kedua pipi aku yang basah bersimbah airmata dengan kedua tangannya.
Ayah membantu ibu menyeka pipiku yang basah. Aku pun mulai berhenti menangis. Ayah mengangkat aku untuk digendongnya keluar.
Sesampainya di ruang tamu lalu aku diletakan diatas sofa, ayah duduk disamping aku. Ayah menyentuh ujung hidung aku dengan ujung hidungnya. “ anak ayah ini sudah makan belum sih” . ayah menggelitiki tangan aku dengan kedua jari-jemarinya, membuat aku tertawa.
“ sudah” jawab aku pelan
“ makan apa tadi?”tanya ayah
“makan nasi”
“ Cuma nasi?”
Aku menggeleng-gelengkan kepala.
“nasi ditambah sayur bayam ditambah telur dadar ditambah ayam goreng”kata aku sambil menggerak-gerakkan kedua tangan aku.
“wah ..wah ..wah..banyak betul makan zakky itu yah, ayah jadi lapar..makan yang banyak yah..biar cepat tumbuh besar dan kuat “ ayah mencium kedua pipi aku. Hingga membuat aku geli. Ayah menarik aku lalu aku digendong lagi. “ kita pergi kedapur yuk..kita lihat ibu sedang memasak apa sekarang”. Ayah menggendong aku, membawa aku kedapur.
***