jiki ramdani blog

by : jiki ramdani

anita baru saja lulus kuliah, dia pusing karna harus mencari kerja, kesana-kemari tak juga ia dapatkan, dijaman seperti sekarang ini mencari pekerjaan memang agak sedikit sulit. apalagi persaingan yang semakin ketat membuat kita mesti pintar-pintar mencari segala cara agar bisa bersaing. angin segar akhirnya datang juga, teman anita, yolanda mengabarinya bahwa ada sebuah lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan milik china di jakarta, mereka membutuhkan seorang tenaga marketing, tapi dengan syarat harus bisa mengerti bahasa mandarin, mininal mengerti percakapan sederhana dan beberapa ribu huruf mandarin. awalnya anita terkejut mendengar syarat nya itu yang dinilai terlalu memberatkan karna anita samasekali tak mengerti bahasa mandarin.

“kamu bisa belajar dulu bahasa mandarin selama setahun, baru setelah kamu cukup mampu baru saya akan bawa kamu kesana, kesempatan ini hanya ada satu kali, coba kamu fikirkan baik-baik, kalo kamu bekerja disana, kamu akan mendapatkan gaji yang cukup tinggi, ditambah lagi kamu akan mendapatkan tambahan-tambahan pendapatan lain.” kata yolanda

anita tak bisa berkata apa-apa, didalam hati ia membatin “betul juga, kesempatan tak akan datang dua kali, aku harus mempelajari bahasa mandarin, apapun caranya aku harus mengusai bahasa itu”. tekadnya bulat. ia bersungguh-sungguh mahu belajar bahasa mandarin.

kesokan harinya ia bangun pagi-pagi sekali hendak mencari tempat kursus bahasa mandarin terbaik, dengan membawa sejuta harapan ia berjalan menyusuri tempat-tempat kursus yanga ada dikota. ternyata sulit juga mendapatkan tempat kursus yang terbaik.

anita melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, cuaca panas sekali, anita masih belum juga menemukan tempat kursus terbaiknya. anita kelelahan ia duduk sebentar untuk istirahat dihalte bus.

tiba-tiba ada seorang lelaki berwajah putih, mataya sipit, rambutnya hitam, lelaki itu mondar-mandir tak menentu, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. anita lalu berkata dengan penuh keheranan ” maaf, anda sedang apa, saya perhatikan anda seperti orang yang sedang kebingungan” anita menatap wajah lelaki itu, kesal karna dia tak merespon pertanyaan anita. apa peduliku sama lelaki itu kata anita dalam hati.

“gawat..gawat..mati aku..mati aku..” kata lelaki itu,

“apanya yang gawat? kenapa kamu berkata mati aku..mati aku” anita bangun dari duduknya lalu mendekati lelaki itu.

“dompetku hilang dicuri, padahal uang itu untuk bekal aku selama satu bulan..sialnya aku ini” kata lekaki itu kesal

anita mencoba menenangkan perasaan lelaki itu.

“malangnya nasib kamu, ini kota besar kamu harus hati-hati, hampir 99% pendatang baru pasti pernah mengalami hal yang sama seperti kamu, sudahlah, apa yang sudah terjadi yah sudah terjadi , tak bisa lagi kamu kejar, melapor kepada pak polisi saja percuma, jangan bersedih” anita meyakinkan lelaki itu.

setelah mendengar ucapan anita, lelaki itu merasa sedikit terhibur, paras wajah lelaki itu bersinar cerah, ia tersenyum manis ke arah wajah anita, ia menatap anita dengan tatapan yang tak biasa. anita bertanya dalam hatinya, apa yang sedang dilakukan lelaki ini sih, kenapa dia menatapku seperti itu.

“siapa nama kamu?” tanya lelaki itu, anita terkejut dari lamunannya.

“apa”

“nama kamu”

anita menatap wajah lelaki itu sambil tersenyum kaku ” nama ku anita rosdiana, panggil saja aku anita”.

“namaku han yu shen, han itu nama margaku, panggil saja aku yu shen, atau ah shen”. lelaki itu tesenyum manis sambil memandangi wajah anita. anita menjadi semakin kikuk dan canggung menyaksikan tatapan lelaki itu,

tiba-tiba bunyi ponsel anita mengaburkan kekakuan suasana itu, dimas mengirim mesej, katanya dia harus cepat-cepat pulang. anita bangkit dari duduknya. lelaki itu terus menatapi anita seperti sedang tersihir oleh sesuatu. anita berkata kepada lelaki itu ” maaf aku tak bisa menemanimu terlalu lama, tadi adikku mengirim mesej katanya aku harus segera pulang, semoga keberuntungan menantimu, ” lalu anita bergegas pergi dari halte bus itu meninggalkan han yu shen yang masih duduk disitu, han yu shen tersenyum simpul, ia menatap terus punggung anita yang semakin lama-semakin menjauh ditelan debu yang beterbangan. hatinya berguncang tak menentu, berdetak keras, ia bangkit lalu pergi meninggal kan halte bus itu sambil membawa harapan yang begitu panjang, hatinya terus bertanya dan dia ingin bertemu sekali lagi dengan wanita itu disuatu hari nanti.

malam telah merapat, sinar lembayung patah ditiup angin, meninggalkan kegusaran dan kerinduaan. hati han yu shen berdebur kencang, mungkin kah dia jatuh hati pada anita, wanita yang baru saja dikenalnya, atau itu cuma perasaan biasa saja, ah entah lah?

anita malah sibuk memikirkan tentang tempat kursus, besok ia akan mencari tempat kursus lagi.

0 Responses

Posting Komentar