jiki ramdani blog
aku berantakan tanpa cintamu

i'm falling apart
{aku berantakan}
by:jiki ramdani
i assumed you as my astery and breath
{aku sudah menganggapmu sbg nadi dan nafasku}
every minutes i breathe is always about you
{setiap detik aku bernafas selalu tentang kamu}
the large of my love is still stand among flying clouds.
{luasnya cintaku masih berdiri diantara awan yang beararak}
when you decided to fly and choose someone as your palace
{ketika engkau memutuskan untuk terbang dan memilih seseorang menjadi istanamu}
i'm falling apart
{aku berantakan}
my rib is crooked
{tulang rusukku bengkok}
it almost puncture my heart wall
{dan hampir menusuk dinding jantungku}
i'm falling apart with anger that swung in my brain
{aku berantakan bersama amarah kebencian yg berayun-ayun didalam otak ku}
my weak breath be a smoke that frozen my blood
{nafas lemahku berubah menjadi asap yang membekukan darahku}
then broken my cranium into pieces
{lalu meremukkan tempurung kepalaku berkeping keping}
as the result a regret of lake formed in my deeper of heart
{sebagai hasilnya, danau penyesalan terbentuk didasar hatiku yg terdalam}
theres no daydream about you again because i change it. be a long regret of daydream.
{tidak ada lagi lamunan tentang kamu karena aku telah merubahnya menjadi lamunan penyesalan yg panjang}
i'm falling apart now
{aku berantakan sekarang}



tahun ini bulan juli
cuaca dipagi hari ini tampak begitu cantik, suara burung terdengar seperti memanggilnya untuk mendengarkan lantunan pertunjukan lagunya. erick baru saja bangun dari tidurnya karena dikejutkan oleh suara bunyi handphone, sebenarnya erick tidak begitu suka bangun sepagi ini, tapi karena bunyi suara handphone itu ia harus langsung segera bangun karena arumi selalu melakukan hal ini, arumi tahu bahwa pacarnya itu sangat sulit untuk bangun pagi-pagi, setiap hari erick selalu dikejutkan oleh bunyi handphone. sebenarnay ia agak sedikit terganggu tapi demi arumi dia rela melakukan apapun termasuk bangun pagi dengan cara seperti ini.
"bangun, bangun, lihat matahari sudah meninggi, dasar lelaki pemalas" teriak arumi dalam handphone
erick garuk-garuk kepala, ia menguap " hei hei hei manamungkin aku tidak mau bangun kalo yang membangunkan aku adalah seorang putri dari langit ketujuh" bual erick.
"ayo cepat mandi, aku tunggu kamu di cafe prancis jam 10 pagi,awas kalo kamu tidak datang"
"iya,iya baik tuan putri" kata erick
ia membatin dalam hati : hah, dasar perempuan aneh sukanya mengancam terus, tapi demi kamu apapun yang kamu katakan aku suka, love you full.
tak berapa lama setelah ercik selesai mandi tiba-tiba vita mengirim sebuah sms katanya teman sekelasnya, alvin, meninggal dunia, mau tak mau erick harus membatalkan kencan nya dengan arumi, alvin dalah kawan lama erick yang berpengaruh terhadap kehidupannya kini, kepergian alvin memberikan pukulan terberat dalam hidup erick, tanpa mempedulikan arumi ia langsung membalikkan arah dari cafe prancis ke kediaman alvin.
disana tampak begitu ramai pelayat, dodi datang menghampiri erick
"kita sudah kehilangan kawan kita, aku sungguh tak percaya dengan semua ini" isak dodi
erick menggeggam tangan dodi erat-erat sambil berkata
"dia akan selalu ada dihati kita"
kepergian seorang kawan merupakan hal yang paling menyakitkan bagi erick, bayangan wajah alvin tiba-tiba muncul sambil tersenyumlembut kearah erick, erick tersenyum tipis ia sadar bahwa apa yang dilihatnya itu adalah sebuah bayangan ilusi saja.
hari itu juga alvin dikebumikan, erick ikut mengantar bersama seluruh kawan-kawannya.
suaasana kesedihan membuat ercik tak mempedulikan segala yang ada dihadapannya itu bahkan bunyi suara sms dan telefon dari arumipun tak ia anggap sama sekali, arumi pasti geramn,marah pikirnya dalam hati.

setelah upacara pemakaman selesai erick langsung pulang kerumah, menenangkan diri sejenak sambil mengenang kembali saat-saat kebersamaan dengan alvin, ia begitu kehilangan. kepergian alvin merupakan kehilangan terbesar dalam hidupnya.
tiba-tiba arumi menghubungi erick, erick tahu apa yang akan dikataka oleh arumi, ia langsung mematikan telefon dari arumi, berkali-kali ia mematikan sampai pada akhirnya ia melempar handphone itu ke tembok hingga handphone itu hancur
"tolong mengertilah, aku cinta kamu arumi, biarkan aku sendiri" katanya kepada angin yang berhembus menyentuh kulitnya itu yang ia anggap arumi.
sejam kemudian arumi datang, ia membawa wajah kusut,pancaran amarahnya tertahan, ercik bingung bagaimana menjelaskan semua ini, arumi adalah perempuan yang tak bisa memahami keadaan pacarnya itu. erick masih bertahan dengan arumi karena ia terlanjur cinta kepada arumi.
"sayang, duduk lah, sayang mau minum apa, aku akan buatkan"
"tak perlu"
arumi berjalan kearah erick dengan tatapan tak enak dilihat
"melanggar janji lagi, sebenarnya kamu ini punya hati tidak, aku meragukan hatimu"
mulut erick terkunci dengan kata-kata arumi itu, ia bimbang dan bingung tak tahu harus mengatakan apa, yang keluar dari mulutnya adalah desahan nafas kelelahan yang tertahan.
"kamu pembohong, aku benci kamu" arumi marah disertai isak tangis
erick hendak menarik tangan arumi untuk menariknya kedalam pelukannya tetapi arumi menangkis tangan erick.
"sayang maaf kan aku, tadi kawan lamaku meninggal.." belum sempat erick meneruskan kata-katanya, arumi sudah berkata dengan meluap-luap
"kematian, melahirkan, lalu apalagi, kemarin karena kawanmu melahirkan kamu membatalkan janji kita,memangnya kamu ini suaminya apa? aku tidak percaya, owh aku mengerti sekarang kamu lebih memilih kawan dari pada aku , begitu ya?" arumi marah, ia tak peduli akan keadaan erick
"sayang, aku tidak bohong"
"bohong atau tidak, aku tidak perduli"
arumi berlari erick mengejarnya tapi arumi sudah tak terkejar lagi, ia langsung tancap gas membawa mobil berwarna hitam itu menembus kegelapan malam yang pekat.
erick depresi, tertekan. dengan langkah lemah ia berjalan, kematian kawannya dan pertengkarannya dengan arumi membuat kepala ercick terasa mau pecah. ia berjalan terus mengikuti kemana arah kaki melangkah, tiba dirumah ia langsung meminum banyak minuman, sudah tiga botol wine ukuran kecil ia habiskan. ia langsung tak sadarkan diri, ia berharap dapat melupakan hari yang menyedihkan dan melelahkan ini.

sudah berapa lama ia tertidur, erick perlahan-lahan membuka kedua matanya dengan agak sedikit berat, tak seperti biasanya, pagi ini ia tak mendengar bunyi suara handphone yang selalu membangunkan nya, ia merasa tidak nyaman kalo bangun tidak mendengar bunyi handphone itu. ia merasa kepalanya pusing,ia berjalan ke toilet, membasuh wajahnya ditatapnya cermin itu, ia baru ingat kemarin ia telah bertengkar dengan arumi. ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
ia langung bergegas untuk menemui arumi.

mereka bertemu di cafe zuki-zuki,cafe bergaya jepang.
"aku ..aku mau minta maaf"
"aku sudah maafkan"
warna wajah erick berubah ceria tetapi kembali meredup begitu ia melihat rona wajah dingin arumi.
"kamu masih marah?"tanya erick, ditatapnya arumi dalam-dalam
"marah,untuk apa aku marah, kemarin aku hanya emosi, kamu sudah tahu bagaimana kalo aku emosi"
bibir ercik merapat,ingin berkata tapi tak tahu mau berkata apa
"apa kamu merasa bahwa hubungan kita sudah tidak aman lagi?" tanya arumi, erick panik dan terkejut tetapi ia diam
"aku sebenarnya masih mau mempertahankan hubungan ini, tapi aku merasa kasihan sama kamu"
ercik terkejut mendengar kata-kata arumi itu, ia mengepalkan tangannya, ia ingin menangis tapi ia merasa seluruh airmatanya sudah mengering dibawa angin lalu.
"kamu jangan hanya diam saja, apa pendapatmu ?
ercik dipaksa untuk mengatakan sesuatu yang ia tidak bisa jawab
"aku tidak tahu"
"tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?"
"aku sungguh tidak tahu"
arumi merasa jengkel dengan jawaban ercik itu, ia menggebrak meja hingga air yang berada didalam gelas itu tumpah, tetesannya mengenai lengan erick.
"aku ingin mengakhiri hubungan kita"
hati erick hancur begitu ia mendengar ucapan arumi itu
"aku tahu kamu pasti bercanda"
"aku serius ingin berpisah"
erick tertawa dingin,
"kamu benar-benar ingin berpisah dari ku" suara erick meninggi, para pengunjung didalam cafe itu terkejut mendengar suara ercik
"terserah..terserah..terserah" ercik bangkit dari duduknya lalu ia pergi keluar cafe sambil tertawa dingin

***
jalan raya tampak begitu tenang tetapi hati ercik tak begitu tenang, ia diam dalam lamunannya. menyesali sesuatu yang telah terjadi. ia mendesah. ia mengepalkan tangannya sesekali memukul tembok jalan hingga kulit tanganya berdarah. ingin menangis tetapi butiran airmata nya telah berubah menjadi sesuatu yang membuat dirinya terbawa kesuatu tempat yang tak jelas. ingin berteriak tetapi ia sadar teriakannya itu hanyalah teriakan sia-sia saja. arumi apakah dia perduli.

ercik berjalan pelan mengikuti kemana hatinya berjalan...

***
suatu senja di bulan desember...
seorang suster perawat sedang memapah ercik untuk berjalan-jalan. ercik tiba-tiba berontak, tertawa sendiri sambil mengedarkan pandangannya kesegala penjuru.
"suster aku ingin terbang, lihat ada awan..awan" kata ercik
suster hanya tersenyum kecil, ia membimbing ercik untuk tenang
"iya..iya nanti aku buatkan sepasang sayap, sekarang ercik duduk dulu yah"
"tapi aku maunya sekarang suster" pinta ercik memaksa suster itu
ercik tiba-tiba berlari, tertawa sendiri, sekoyong-koyong ia berubah menjadi ganas, menghancurkan apa yang ada dihadapan matanya, pot bunga juga ikut ia hancurkan.
"bahaya..bahaya..benda-benda ini harus dibinasakan..kalo tidak kalian akan mati..mereka makhluk asing yang ganas"peluh mengucur deras diwajah ercik, rupawajahnya tampak begitu sayu seolah sedang dihantui rasa takut yang berlebihan.
para petugas rumah sakit langsung menenangkan ercik yang semakin lama semakin berontak, dua petugas rumahsakit bertubuh kekar memegangi kedua tangan ercik sambil membawanya ke ruangan kamar tempat ia dirawat.
ia berteriak " aru..aru..aru.." teriak ercik lemah
"aru..aru..aru"
seorang suster yang merawat ercik selalu bertanya-tanya dalam hati, siapa aru? apakah dia orang yang berarti bagi dia? aru ? nama yang aneh?bisiknya dalam hati.
0 Responses

Posting Komentar