sudah 3 minggu aku terbaring dikamar tidurku karena luka akibat dari terkena pecahan vas bunga, selama 3 minggu itu aku tidak bisa bergerak,tidak bisa berbuat apa-apa. untunglah pada minggu ketiga berikutnya luka ku itu sembuh, lukanya sudah mengering dan perban yang membungkus kakiku bisa dibuka. aku senang sekali karena aku bisa bermain lagi. ayah dan ibu memperingatkan aku berkali-kali agar selalu hati-hati kalo aku bermain.
hari ini hujan turun dengan derasnya, aku melihat kearah jarum jam, jam menunjukkan pukul 2 siang,tapi langit sudah tampak gelap gulita, melihat derasnya air hujan aku jadi ingin pergi keluar untuk bermain air hujan, berlari-lari ditengah air hujan dan bermain lumpur tanah bersama teman-teman. aku membuka jendela kamarku pelan-pelan,diluar tampak anak-anak seusiaku tengah bermain hujan-hujanan,mereka tampak begitu asyik bermain. aku lalu berteriak kearah mereka " teman-teman bolehkah aku ikut bermain" teriakku kepada mereka. mereka mengangguk, melambaikan tangan kearah aku sambil berteriak " zakky cepat temani kami bermain, mari kita main lumpur tanah,kita buat istana kerajaan".
aku sudah tidak sabar lagi ingin segera pergi keluar, tapi tiba-tiba aku teringat akan ayah dan ibu,dalam hatiku bertanya"apakah mereka mengijinkan aku bermain hujan-hujannan, pasti aku tidak boleh bermain" kata aku dalam hati. aku lalu berfikir-fikir sejenak untuk mencari cara agar bisa keluar, kemudian aku mengamati keadaan dalam rumah,aku melihat ibu tengah tidur pulas didalam kamar,arif tengah bermain kapal-kapalan didalam kamarnya, syukurlah keadaan aman. tanpa fikir panjang lagi aku langsung pergi keluar. begitu air hujan membasahi kepala dan seluruh tubuhku, aku merasakan air hujan begitu dingin tetapi aku senang sekali. aku bergabung bersama teman-teman, berlari-lari kesana-kesini, bermain lumpur tanah. betapa senang hatiku pada saat itu, aku tertawa bersama teman-teman.
"mari kita membuat istana lumpur tanah" ajak anto kepada aku dan semua teman-teman yang lain.
lalu kami membuat istana lumpur tanah namun karena hujan turun dengan amat derasnya jadi istana lumpur tanah milik kami menjadi hancur, tetapi kami tidak kecewa justeru kami merasa senang.
ibu bangun dari tidurnya lalu bergegas pergi kekamar zakky
"zakky kamu sedang apa,cepat keluar..temankan ibu masak yuk" ibu membuka pintu kamar aku,didalam kamar ibu tidak menemukan aku. ibu lalu pergi kekamar arif tetapi didalam kamar arif ibu tidak menemukan aku. ibu mencari keseluruh ruangan kamarrumah. begitu ibu tiba diruang tamu, ibu melihat pintu rumah terbuka sedikit, ibu menghampiri pintu itu lalu menutupnya kembali. dalam hati ibu jadi teringat akan zakky" mungkin zakky main keluar, dia pasti main hujan-hujannan" kata ibu.
ibu mengambil payung besar lalu pergi keluar mencari aku.
ibu berteriak-teriak sambil memanggil-manggil nama aku "zakky..zakky..zakky"
aku yang tengah asyik bermain lumpur dikejutkan oleh rafka " itu ibumu memanggil"
"aku tidak mendengarnya"jawab aku.
rafka mencoba meyakinkan aku "aku dengar suara ibu kamu memanggil-manggil nama kamu"
dari kejauhan aku melihat ibu tengah menengok kekanan dan kekiri, sesekali aku mendengar suara ibu memanggil nama aku, semakin lama semakin terdengar jelas meski suara gemuruh air hujan berpacu dengan suara ibu.
"ayo kita lari" ajak aku
"kenapa kita harus lari?" tanya rafael keheranan
"kalo ibu aku tahu nanti aku kena pukul,pasti kalian juga kena pukul ibu kalian" kata aku menjelaskan.
kami semua buru-buru berlari tetapi sayang ibu mengetahui kami, ibu mengejar kami dari kejauhan sambil berteriak " hei anak-anak...zakky mau lari kemana kamu...awas yah nanti kalo ibu berhasil menangkap kamu...ibu pasti akan menghukum kamu"
aku dan kawan-kawan aku berlari dan terus berlari, karena tidak hati-hati akhirnya aku terpeleset jatuh ketanah, "aduh" kata aku, kulitku sedikit tergores oleh kayu tajam yang runcing, kaki ku berdarah lagi, aku menahan rasa sakit itu lalu berdiri tetapi aku tidak bisa, aku merasa sakit sekali.
ibu akhirnya menemukan aku, ibu melihat aku yang sedang menangis menahan rasa perih, ibu menghembuskan nafasnya pelan-pelan" zakky memang anak nakal, sudah ibu bilang jangan main hujan-hujanan zakky malah main hujan-hujanan, jadi begini jadinya, baru juga zakky sembuh dari luka malah terluka lagi....cepat pulang..kalo ayah tahu..ayah pasti bisa memarahi zakky" kata ibu sambil terus memarahi aku, aku tidak bisa berdiri, ibu memapah aku dan kemudian menggendong aku, aku menangis pelan menahan rasa perih yang terus merayapi kaki aku.
setiba dirumah aku lalu dibawa kekamar mandi untuk dibersihkan dari segala kotoran lumpur tanah yang menempel ditubuh aku, setelah bersih aku disuruh berbaring di sofa, ibu mengobati luka aku, aku berkali-kali menjerit karena luka ini begitu serius, aku sungguh tak kuat menahannya.
"sakit ibu..aduh..sakit sekali..sakit sekali" kata aku sambil menangis.
arif berdiri didepan aku, dia menatap aku, lalu katanya" zakky sih main tidak ajak kakak arif, jadi begini nih jadinya, kalo zakky main sama kakak kan kakak bisa menjaga zakky" arif tertawa.
ibu melototi arif " kalian berdua tetap tidak boleh main hujan-hujanan lagi, arif juga kalo main hujan-hujanan lagi nanti ibu dan ayah akan menghukum kalian berdua" bentak ibu serius.
sejam kemudian ayah pulang dari kerja, ayah mendengar suara tangisan aku dari luar, ayah lalu berkata" ermmmmm anak kecil itu menangis lagi yah..katanya sudah berjanji tidak akan menangis lagi, kenapa sih zakky ini selalu menangis terus, ayah jadi heran deh" ayah membuka jas hujan yang melekat dari tubuhnya, baju kemeja ayah sedikit basah, ibu membantu membawa tas ayah kedalam kamar.
ayah memandangi aku dengan tatapan menyeramkan, aku mencoba menutupi wajahku dengan kedua telapak tangan aku. ayah menggeleng-gelengkan kepala." pasti zakky ini habis main hujan-hujannan yah" ayah mencoba menyentuh kedua tangan aku yang dingin, aku masih tetap menutupi wajah aku, ayah menarik tangan aku " ayah ingin melihat wajah zakky yang nakal itu"
aku diam tak menjawab kata-kata ayah dan masih tetap tidak mau membuka wajah aku.
"zakky takut sama ayah yah, zakky ayah tidak akan memarahi zakky kalo zakky tidak nakal, nah kalo sudah seperti ini lalu siapa yang direpotkan, kalo zakky demam bagaimana, ibu dan ayah yang sibuk merawat zakky,tahulah kalo zakky demam ayah dan ibu tidak bisa tidur" begitu ayah melihat kakiku diperban, ayah langsung terkejut, dilihatnya kaki aku dengan seksama" baru juga sembuh zakky malah terluka lagi" kata ayah. ayah mendekati aku lalu mencium pipi aku, aku masih tetap menutupi wajah aku dengan kedua telapak tangan aku.
"anak ayah yang tersayang ini ternyata nakal, zakky sayang sama ayah tidak sih? kalo sayang kenapa selalu membuat ayah dan ibu cemas dan khawatir. zakky zakky zakky" ujar ayah, aku mencoba menatap ayah, aku menangis sedu sedan "uwaaaaaaaaaaaaaaaa zakky sayang sangat sama ayah dan ibu" aku menyeka pipiku yang basah. arif tiba-tiba datang dan berkata " kalo zakky sayang juga tak sama kakak arif yang baik ini" arif tertawa terkekkeh-kekeh. aku menatap arif sekilas lalu memalingkan wajah " zakky tidak sayang sama kakak arif karena kakak arif selalu mencubit aku, kakak arif juga kalo makan kueh selalu sendiri dan tak mau bagi sama zakky." kata aku
tiba-tiba ayah berkata" zakky tidak boleh berkata seperti itu, biar bagaimanapun juga arif adalah kakak zakky, abang zakky. zakky harus sayang sama kakak arif, coba sekarang zakky katakan kepada kakak arif bahwa zakky sayang sama kakak arif" perintah ayah.
aku sedikit malas jika mengatakan sayang sama kakak arif, aku melihat dia sedang tersenyum-senyum ke arah aku, dia menatap aku terus, aku jadi serba salah, ya sudah lah aku lalu mengatakan sayang kepada kakak arif dengan berat hati " zakky juga sayang sama kakak arif tapi kalo kakak arif mencubit aku lagi, aku tidak mau sayang lagi sama kakak arif tau."kata aku.
arif tersenyum pelan.
"kalo zakky sudah sembuh nanti ayah janji akan ajak zakky,arif dan ibu pergi jalan-jalan. sudah lama kita tidak jalan-jalan" begitu ayah mengatakan kata-kata itu, aku dan arif melompat kegirangan, aku dan arif senang mendengarnya" benarkah itu ayah, wah zakky sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sembuh, zakky benar-benar ingin jalan-jalan lagi...uwaaaaaaaaaaaaa"kata aku dengan penuh kegirangan.
"memangnya kita mau jalan-jalan kemana sih, yah?" tanya arif.
"rahasia, nanti kalian juga akan tahu sendiri" ayah tersenyum manis.
"ye ye ye ye ye ye ibuuuuuuuuuuuuuuu kita akan jalan-jalan kesebuah tempat yang dirahsiakan oleh ayah..horeeeeeeeee" kata aku bahagia.
by : jiki ramdani
hari ini hujan turun dengan derasnya, aku melihat kearah jarum jam, jam menunjukkan pukul 2 siang,tapi langit sudah tampak gelap gulita, melihat derasnya air hujan aku jadi ingin pergi keluar untuk bermain air hujan, berlari-lari ditengah air hujan dan bermain lumpur tanah bersama teman-teman. aku membuka jendela kamarku pelan-pelan,diluar tampak anak-anak seusiaku tengah bermain hujan-hujanan,mereka tampak begitu asyik bermain. aku lalu berteriak kearah mereka " teman-teman bolehkah aku ikut bermain" teriakku kepada mereka. mereka mengangguk, melambaikan tangan kearah aku sambil berteriak " zakky cepat temani kami bermain, mari kita main lumpur tanah,kita buat istana kerajaan".
aku sudah tidak sabar lagi ingin segera pergi keluar, tapi tiba-tiba aku teringat akan ayah dan ibu,dalam hatiku bertanya"apakah mereka mengijinkan aku bermain hujan-hujannan, pasti aku tidak boleh bermain" kata aku dalam hati. aku lalu berfikir-fikir sejenak untuk mencari cara agar bisa keluar, kemudian aku mengamati keadaan dalam rumah,aku melihat ibu tengah tidur pulas didalam kamar,arif tengah bermain kapal-kapalan didalam kamarnya, syukurlah keadaan aman. tanpa fikir panjang lagi aku langsung pergi keluar. begitu air hujan membasahi kepala dan seluruh tubuhku, aku merasakan air hujan begitu dingin tetapi aku senang sekali. aku bergabung bersama teman-teman, berlari-lari kesana-kesini, bermain lumpur tanah. betapa senang hatiku pada saat itu, aku tertawa bersama teman-teman.
"mari kita membuat istana lumpur tanah" ajak anto kepada aku dan semua teman-teman yang lain.
lalu kami membuat istana lumpur tanah namun karena hujan turun dengan amat derasnya jadi istana lumpur tanah milik kami menjadi hancur, tetapi kami tidak kecewa justeru kami merasa senang.
ibu bangun dari tidurnya lalu bergegas pergi kekamar zakky
"zakky kamu sedang apa,cepat keluar..temankan ibu masak yuk" ibu membuka pintu kamar aku,didalam kamar ibu tidak menemukan aku. ibu lalu pergi kekamar arif tetapi didalam kamar arif ibu tidak menemukan aku. ibu mencari keseluruh ruangan kamarrumah. begitu ibu tiba diruang tamu, ibu melihat pintu rumah terbuka sedikit, ibu menghampiri pintu itu lalu menutupnya kembali. dalam hati ibu jadi teringat akan zakky" mungkin zakky main keluar, dia pasti main hujan-hujannan" kata ibu.
ibu mengambil payung besar lalu pergi keluar mencari aku.
ibu berteriak-teriak sambil memanggil-manggil nama aku "zakky..zakky..zakky"
aku yang tengah asyik bermain lumpur dikejutkan oleh rafka " itu ibumu memanggil"
"aku tidak mendengarnya"jawab aku.
rafka mencoba meyakinkan aku "aku dengar suara ibu kamu memanggil-manggil nama kamu"
dari kejauhan aku melihat ibu tengah menengok kekanan dan kekiri, sesekali aku mendengar suara ibu memanggil nama aku, semakin lama semakin terdengar jelas meski suara gemuruh air hujan berpacu dengan suara ibu.
"ayo kita lari" ajak aku
"kenapa kita harus lari?" tanya rafael keheranan
"kalo ibu aku tahu nanti aku kena pukul,pasti kalian juga kena pukul ibu kalian" kata aku menjelaskan.
kami semua buru-buru berlari tetapi sayang ibu mengetahui kami, ibu mengejar kami dari kejauhan sambil berteriak " hei anak-anak...zakky mau lari kemana kamu...awas yah nanti kalo ibu berhasil menangkap kamu...ibu pasti akan menghukum kamu"
aku dan kawan-kawan aku berlari dan terus berlari, karena tidak hati-hati akhirnya aku terpeleset jatuh ketanah, "aduh" kata aku, kulitku sedikit tergores oleh kayu tajam yang runcing, kaki ku berdarah lagi, aku menahan rasa sakit itu lalu berdiri tetapi aku tidak bisa, aku merasa sakit sekali.
ibu akhirnya menemukan aku, ibu melihat aku yang sedang menangis menahan rasa perih, ibu menghembuskan nafasnya pelan-pelan" zakky memang anak nakal, sudah ibu bilang jangan main hujan-hujanan zakky malah main hujan-hujanan, jadi begini jadinya, baru juga zakky sembuh dari luka malah terluka lagi....cepat pulang..kalo ayah tahu..ayah pasti bisa memarahi zakky" kata ibu sambil terus memarahi aku, aku tidak bisa berdiri, ibu memapah aku dan kemudian menggendong aku, aku menangis pelan menahan rasa perih yang terus merayapi kaki aku.
setiba dirumah aku lalu dibawa kekamar mandi untuk dibersihkan dari segala kotoran lumpur tanah yang menempel ditubuh aku, setelah bersih aku disuruh berbaring di sofa, ibu mengobati luka aku, aku berkali-kali menjerit karena luka ini begitu serius, aku sungguh tak kuat menahannya.
"sakit ibu..aduh..sakit sekali..sakit sekali" kata aku sambil menangis.
arif berdiri didepan aku, dia menatap aku, lalu katanya" zakky sih main tidak ajak kakak arif, jadi begini nih jadinya, kalo zakky main sama kakak kan kakak bisa menjaga zakky" arif tertawa.
ibu melototi arif " kalian berdua tetap tidak boleh main hujan-hujanan lagi, arif juga kalo main hujan-hujanan lagi nanti ibu dan ayah akan menghukum kalian berdua" bentak ibu serius.
sejam kemudian ayah pulang dari kerja, ayah mendengar suara tangisan aku dari luar, ayah lalu berkata" ermmmmm anak kecil itu menangis lagi yah..katanya sudah berjanji tidak akan menangis lagi, kenapa sih zakky ini selalu menangis terus, ayah jadi heran deh" ayah membuka jas hujan yang melekat dari tubuhnya, baju kemeja ayah sedikit basah, ibu membantu membawa tas ayah kedalam kamar.
ayah memandangi aku dengan tatapan menyeramkan, aku mencoba menutupi wajahku dengan kedua telapak tangan aku. ayah menggeleng-gelengkan kepala." pasti zakky ini habis main hujan-hujannan yah" ayah mencoba menyentuh kedua tangan aku yang dingin, aku masih tetap menutupi wajah aku, ayah menarik tangan aku " ayah ingin melihat wajah zakky yang nakal itu"
aku diam tak menjawab kata-kata ayah dan masih tetap tidak mau membuka wajah aku.
"zakky takut sama ayah yah, zakky ayah tidak akan memarahi zakky kalo zakky tidak nakal, nah kalo sudah seperti ini lalu siapa yang direpotkan, kalo zakky demam bagaimana, ibu dan ayah yang sibuk merawat zakky,tahulah kalo zakky demam ayah dan ibu tidak bisa tidur" begitu ayah melihat kakiku diperban, ayah langsung terkejut, dilihatnya kaki aku dengan seksama" baru juga sembuh zakky malah terluka lagi" kata ayah. ayah mendekati aku lalu mencium pipi aku, aku masih tetap menutupi wajah aku dengan kedua telapak tangan aku.
"anak ayah yang tersayang ini ternyata nakal, zakky sayang sama ayah tidak sih? kalo sayang kenapa selalu membuat ayah dan ibu cemas dan khawatir. zakky zakky zakky" ujar ayah, aku mencoba menatap ayah, aku menangis sedu sedan "uwaaaaaaaaaaaaaaaa zakky sayang sangat sama ayah dan ibu" aku menyeka pipiku yang basah. arif tiba-tiba datang dan berkata " kalo zakky sayang juga tak sama kakak arif yang baik ini" arif tertawa terkekkeh-kekeh. aku menatap arif sekilas lalu memalingkan wajah " zakky tidak sayang sama kakak arif karena kakak arif selalu mencubit aku, kakak arif juga kalo makan kueh selalu sendiri dan tak mau bagi sama zakky." kata aku
tiba-tiba ayah berkata" zakky tidak boleh berkata seperti itu, biar bagaimanapun juga arif adalah kakak zakky, abang zakky. zakky harus sayang sama kakak arif, coba sekarang zakky katakan kepada kakak arif bahwa zakky sayang sama kakak arif" perintah ayah.
aku sedikit malas jika mengatakan sayang sama kakak arif, aku melihat dia sedang tersenyum-senyum ke arah aku, dia menatap aku terus, aku jadi serba salah, ya sudah lah aku lalu mengatakan sayang kepada kakak arif dengan berat hati " zakky juga sayang sama kakak arif tapi kalo kakak arif mencubit aku lagi, aku tidak mau sayang lagi sama kakak arif tau."kata aku.
arif tersenyum pelan.
"kalo zakky sudah sembuh nanti ayah janji akan ajak zakky,arif dan ibu pergi jalan-jalan. sudah lama kita tidak jalan-jalan" begitu ayah mengatakan kata-kata itu, aku dan arif melompat kegirangan, aku dan arif senang mendengarnya" benarkah itu ayah, wah zakky sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sembuh, zakky benar-benar ingin jalan-jalan lagi...uwaaaaaaaaaaaaa"kata aku dengan penuh kegirangan.
"memangnya kita mau jalan-jalan kemana sih, yah?" tanya arif.
"rahasia, nanti kalian juga akan tahu sendiri" ayah tersenyum manis.
"ye ye ye ye ye ye ibuuuuuuuuuuuuuuu kita akan jalan-jalan kesebuah tempat yang dirahsiakan oleh ayah..horeeeeeeeee" kata aku bahagia.
by : jiki ramdani
Posting Komentar